Kepanduan yang selanjutnya disebut pramuka merupakan sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Boden Powell, seorang letnan jenderal angkatan perang kerajaan Inggris, pada tahun 1907. Organisasi ini didirikan awalnya hanya untuk membantu pasukan kerajaan Inggris dalam perang di Afrika Selatan. Perang ini kemudian menginspirasi Boden Powell bahwa perlunya pemuda memiliki sebuah wadah organisasi untuk melatih kedisiplinan. Dia membukukan pengalamannya ke dalam sebuah buku yang diberi judul aid’s to scouting. Buku ini dicetak ulang dengan judul boy’s patrol dan dijadikan pedoman bagi seluruh kepanduan kala itu. Scouting for boys terbit dari tangan Boden Powell yang karena buku inilah, kepramukaan mulai menyebar di inggris, irlandia dan kemudian ke seluruh dunia. Pada tahun 1922, Boden Powell melahirkan buku terakhirnya , Rovering to Success for Rover Scouts yang memuat seluruh rangkuman dari apa yang telah ia tulis.
Indonesia yang pada masa – masa awal abad 20 masih dijajah belanda juga menerima dampak dari berdirinya kepanduan. Dimulai dari belanda, ide – ide Boden Powell sampai ke Indonesia. Organisasi kepanduan pertama pun berdiri dengan nama NPO ( Nederlandsche Padvinders Organisatie = Organisasi Kepanduan Belanda ) pada tahun 1912 dan berganti nama menjadi NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda) pada tahun 1916. Perkembangan selanjutnya cukup menarik untuk di amati karena ide – ide Powell juga merambah sampai organisasi – organisasi pergerakan nasional yang kala itu sangat menjamur. Politik etis yang kemudian memunculkan orang – orang terdidik telah menghasilkan ide – ide pembebasan dan kesadaran yang kemudian memunculkan organisasi – organisasi pergerakan. Ide – ide Powell berkembang di Indonesia karena kala itu ide – ide ini bisa digunakan untuk tercapainya cita – cita pergerakan nasional. Organisasi – organisasi pergerakan kemudian mendirikan sub – sub organisasi kepanduan dalam tubuh mereka. Seperti yang dilakukan oleh Muhammadiyah dengan Pavinder Muhammadiyah, pada tahun 1920 berubah nama menjadi Hizbul Wathan ( HW ). Budi Utomo mendirikan "Nationale Padvinderij", Syarikat Islam mendirikan Syarikat Islam Afdeling Padvinderij yang kemudian diganti menjadi Syarikat Islam Afdeling Pandu ( SIAP ), Jong Islamieten Bond mendirikan Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia. Ini merupakan sebuah bukti bahwa ide – ide kepanduan sangat diterima oleh organisasi – organisasi pergerakan di Indonesia. Organisasi – organisasi kepanduan ini kemudian membentuk sebuah badan bersama yang dinamai PAPI ( Persaudaraan Antar Pandu Indonesia ) pada tanggal 23 Mei 1928 yang selanjutnya berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938. Badan inilah yang kemudian membawahi seluruh organisasi – organisasi kepanduan di Indonesia.
Pendudukan Jepang merupakan masa kelam dalam periode perkembangan kepanduan di Indonesia. Organisasi – organisasi pergerakan serta organisasi yang mencurigakan dibredel dan dilarang, termasuk organisasi – organisasi kepanduan. Mayoritas mantan anggota organisasi – organisasi kepanduan ini kemudian bergabung dengan PETA, Seinendan dan Keibodan untuk meneruskan perjuangan pergerakan nasional.
Gerakan kepanduan baru muncul kemudian setelah Indonesia merdeka. Akhir tahun 1950an sampai 1960 muncul kembali organisasi – organisasi kepanduan diwilayah Indonesia. Seiring dengan reinkarnasi yang terjadi secara sporadis, maka pemerintah pada tahun 1961 segera menindaklanjuti gejala ini dengan menormalisasi gerakan – gerakan kepanduan. Lahirlah Keppres No. 238 tahun 1961 sebagai lembar pengesahan pembentukan organisasi tunggal kepanduan yang disebut pramuka sebagai fusi dari seluruh organisasi – organisasi kepanduan. Sri SUltan Hamengkubuowono ke IX menjabat sebagai ketua kwartir nasional pertama dan 14 agustus 1961 dipilih sebagai hari pengenalan pramuka ke seluruh pelosok Indonesia. Sampai sekarang, tanggal ini diperingati sebagai hari pramuka indonesia.
Indonesia yang pada masa – masa awal abad 20 masih dijajah belanda juga menerima dampak dari berdirinya kepanduan. Dimulai dari belanda, ide – ide Boden Powell sampai ke Indonesia. Organisasi kepanduan pertama pun berdiri dengan nama NPO ( Nederlandsche Padvinders Organisatie = Organisasi Kepanduan Belanda ) pada tahun 1912 dan berganti nama menjadi NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda) pada tahun 1916. Perkembangan selanjutnya cukup menarik untuk di amati karena ide – ide Powell juga merambah sampai organisasi – organisasi pergerakan nasional yang kala itu sangat menjamur. Politik etis yang kemudian memunculkan orang – orang terdidik telah menghasilkan ide – ide pembebasan dan kesadaran yang kemudian memunculkan organisasi – organisasi pergerakan. Ide – ide Powell berkembang di Indonesia karena kala itu ide – ide ini bisa digunakan untuk tercapainya cita – cita pergerakan nasional. Organisasi – organisasi pergerakan kemudian mendirikan sub – sub organisasi kepanduan dalam tubuh mereka. Seperti yang dilakukan oleh Muhammadiyah dengan Pavinder Muhammadiyah, pada tahun 1920 berubah nama menjadi Hizbul Wathan ( HW ). Budi Utomo mendirikan "Nationale Padvinderij", Syarikat Islam mendirikan Syarikat Islam Afdeling Padvinderij yang kemudian diganti menjadi Syarikat Islam Afdeling Pandu ( SIAP ), Jong Islamieten Bond mendirikan Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia. Ini merupakan sebuah bukti bahwa ide – ide kepanduan sangat diterima oleh organisasi – organisasi pergerakan di Indonesia. Organisasi – organisasi kepanduan ini kemudian membentuk sebuah badan bersama yang dinamai PAPI ( Persaudaraan Antar Pandu Indonesia ) pada tanggal 23 Mei 1928 yang selanjutnya berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938. Badan inilah yang kemudian membawahi seluruh organisasi – organisasi kepanduan di Indonesia.
Pendudukan Jepang merupakan masa kelam dalam periode perkembangan kepanduan di Indonesia. Organisasi – organisasi pergerakan serta organisasi yang mencurigakan dibredel dan dilarang, termasuk organisasi – organisasi kepanduan. Mayoritas mantan anggota organisasi – organisasi kepanduan ini kemudian bergabung dengan PETA, Seinendan dan Keibodan untuk meneruskan perjuangan pergerakan nasional.
Comentários:
Posting Komentar